Kids Care Indonesia – Setiap anak lahir dengan kemampuan berimajinasi yang luar biasa. Imajinasi bukan sekadar bermain dalam dunia khayal, melainkan fondasi penting dalam pembentukan kreativitas, empati, dan kemampuan berpikir kritis. Dukung Anak untuk imajinasi, anak belajar memahami dunia, menyelesaikan masalah, dan mengekspresikan emosi dengan cara yang positif.
Namun, dalam era digital seperti saat ini, kesempatan anak untuk berimajinasi sering tergerus oleh tayangan pasif dari layar. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pendidik untuk mendukung anak mengembangkan imajinasi sejak usia dini agar potensi mereka tidak terhambat oleh rutinitas dan teknologi.
Imajinasi adalah kemampuan untuk membentuk gambar, ide, atau konsep di dalam pikiran tanpa adanya rangsangan langsung dari lingkungan. Bagi anak-anak, imajinasi sering muncul dalam bentuk bermain peran, menggambar, menulis cerita, atau bahkan berbicara dengan “teman khayalan.”
Aktivitas ini bukan sekadar permainan, tetapi juga latihan berpikir abstrak dan simbolik yang menjadi dasar kecerdasan di masa depan.
Menurut para ahli psikologi perkembangan anak, imajinasi membantu anak memahami konsep waktu, hubungan sosial, dan identitas diri. Semakin sering anak diberi ruang untuk berimajinasi, semakin tinggi pula kemampuannya dalam memecahkan masalah dan beradaptasi dengan lingkungan baru.
Peran utama tentu datang dari orang tua dan guru. Mereka berfungsi sebagai fasilitator yang menyediakan lingkungan aman dan mendukung eksplorasi ide.
Di rumah, orang tua bisa menciptakan suasana kreatif dengan membiarkan anak bertanya, bereksperimen, atau membuat sesuatu dari bahan sederhana.
Sementara di sekolah, guru dapat menstimulasi daya imajinasi melalui kegiatan menggambar, mendongeng, hingga proyek seni yang menggabungkan berbagai disiplin ilmu.
Selain itu, dukungan dari masyarakat juga penting. Lingkungan yang terbuka terhadap ide-ide anak — seperti komunitas kreatif atau taman bermain edukatif — mampu menumbuhkan rasa percaya diri anak untuk berimajinasi tanpa takut salah.
Waktu terbaik untuk menumbuhkan imajinasi anak adalah sejak usia prasekolah, yaitu antara usia 3 hingga 6 tahun. Pada fase ini, otak anak berkembang sangat cepat dan rasa ingin tahunya sedang tinggi-tingginya.
Mereka mulai memahami konsep sebab-akibat, mengenal emosi, dan belajar berinteraksi sosial. Ketika anak mulai sering bermain pura-pura atau meniru peran orang dewasa, itulah tanda bahwa imajinasi mereka sedang berkembang pesat.
Namun, bukan berarti setelah usia tersebut imajinasi berhenti tumbuh. Justru, orang tua perlu terus mendukungnya hingga remaja melalui aktivitas seperti menulis, membaca buku fiksi, membuat kerajinan, atau bermain musik.
Imajinasi anak bisa berkembang di mana saja — di rumah, sekolah, atau bahkan di alam terbuka.
Lingkungan yang penuh rangsangan positif akan memperluas pandangan anak terhadap dunia nyata dan membantunya menggabungkan fantasi dengan logika.
Ada beberapa alasan mengapa dukungan terhadap imajinasi anak harus menjadi prioritas:
Baca juga: “Lost Eidolons: Perjuangan Eden Gulingkan Kaisar Tiran“
Ada banyak cara sederhana untuk membantu anak menumbuhkan imajinasi:
Dukung anak untuk imajinasi bukanlah hal sepele, melainkan investasi jangka panjang bagi perkembangan intelektual dan emosional mereka. Imajinasi menumbuhkan kreativitas, membangun karakter, dan memperkuat hubungan antara orang tua dan anak.
Ketika dunia semakin sibuk dengan teknologi dan rutinitas, memberi ruang bagi anak untuk bermimpi dan berimajinasi berarti membantu mereka tetap menjadi manusia yang utuh — berpikir bebas, merasa dalam, dan berani menciptakan masa depan dengan cara mereka sendiri.