Kids Care Indonesia – Mata merupakan salah satu pancaindra yang memiliki peran vital dalam proses belajar dan tumbuh kembang anak. Melalui mata, anak mengenali bentuk, warna, membaca, serta memahami dunia di sekitarnya. Menjaga kesehatan mata sejak dini bukan hanya soal mencegah rabun, tetapi juga memastikan anak tumbuh dengan kemampuan visual yang optimal untuk belajar dan beraktivitas. Jaga Kesehatan mata anak sering kali terabaikan karena gejalanya tidak selalu terlihat jelas. Padahal, menurut data dari World Health Organization (WHO), sekitar 80% gangguan penglihatan dapat dicegah atau diobati jika terdeteksi sejak dini. Oleh karena itu, perhatian orang tua sangat penting dalam menjaga dan memantau kondisi penglihatan buah hati mereka.
Semua anak, tanpa terkecuali, perlu mendapat perhatian terhadap kesehatan matanya. Namun, beberapa anak berisiko lebih tinggi mengalami gangguan penglihatan, terutama:
Bahkan anak usia dini sekalipun bisa mengalami gangguan mata seperti mata malas (amblyopia) atau mata juling (strabismus) jika tidak mendapatkan perawatan yang tepat sejak awal.
Pemantauan kesehatan mata idealnya dilakukan sejak anak berusia enam bulan, lalu diperiksa kembali pada usia 3 tahun, dan setelah memasuki usia sekolah. Pemeriksaan rutin setiap tahun dapat membantu mendeteksi gangguan sejak dini.
Selain itu, masa sekolah dasar menjadi waktu penting karena pada usia ini anak mulai banyak membaca, menulis, dan menggunakan perangkat digital. Jika anak sering menyipitkan mata, mendekatkan wajah ke layar, atau mengeluh pusing, itu bisa menjadi tanda awal adanya masalah penglihatan yang perlu segera diperiksa oleh dokter mata.
Pemeriksaan mata anak bisa dilakukan di:
Beberapa sekolah di kota besar di Indonesia bahkan sudah bekerja sama dengan tenaga medis untuk melakukan pemeriksaan mata berkala. Ini membantu mendeteksi masalah lebih cepat sebelum mengganggu proses belajar anak.
Perubahan gaya hidup modern menjadi penyebab utama meningkatnya gangguan penglihatan pada anak. Menurut penelitian dari American Academy of Ophthalmology, waktu penggunaan gadget yang terlalu lama dan kurangnya aktivitas luar ruangan meningkatkan risiko miopia (rabun jauh) secara signifikan.
Selain itu, pencahayaan yang tidak memadai, jarak pandang yang terlalu dekat, dan kebiasaan membaca sambil tiduran juga bisa memperburuk kondisi mata. Kurangnya konsumsi makanan bergizi yang mengandung vitamin A, C, dan E, serta omega-3, juga memengaruhi kesehatan mata anak.
Baca juga: “Absolum: Pemberontakan Melawan Tirani Sun King Azra“
Orang tua memiliki peran penting dalam menanamkan kebiasaan sehat bagi mata anak. Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan di rumah:
Jaga kesehatan mata anak adalah investasi jangka panjang bagi masa depan mereka. Di era digital seperti sekarang, keseimbangan antara waktu layar dan aktivitas fisik menjadi kunci utama dalam melindungi penglihatan anak.
Orang tua perlu aktif memastikan anak mendapatkan pola hidup sehat, asupan bergizi, pencahayaan yang cukup, serta waktu istirahat untuk mata. Dengan langkah sederhana dan perhatian sejak dini, anak dapat menikmati dunia dengan penglihatan yang jernih dan penuh warna.