
Kids Care Indonesia – Menasehati anak adalah bagian penting dari proses mendidik. Namun, cara menyampaikan nasihat sangat menentukan bagaimana anak merespons. Banyak orang tua merasa frustrasi karena anak tidak mau mendengarkan, padahal niatnya baik. Sebenarnya, bukan isi nasihat yang salah, melainkan cara penyampaiannya. Berikut beberapa cara tepat menasehati anak agar pesan tersampaikan dengan baik dan diterima dengan hati yang terbuka.
Nada suara adalah kunci utama. Jika nasihat disampaikan dengan nada tinggi atau emosi, anak cenderung menutup diri atau melawan. Sebaliknya, bicara dengan nada lembut dan sabar membuat anak lebih tenang dan siap mendengarkan.
“Anak-anak belajar dari nada, bukan hanya dari kata.”
Sebelum memberi nasihat, dengarkan dulu perasaan dan alasan anak. Dengan begitu, anak merasa dihargai dan tidak dihakimi. Setelah anak tenang, barulah orang tua bisa masuk dengan nasihat yang menenangkan.
Contoh: “Mama tahu kamu marah karena mainannya diambil, tapi ada cara lain untuk menyelesaikannya tanpa berteriak, ya.”
Hindari kalimat panjang atau kata-kata yang rumit. Gunakan bahasa sederhana yang sesuai usia anak agar pesan mudah dimengerti. Untuk anak kecil, gunakan contoh konkret dan cerita pendek agar lebih menarik.
Contoh: “Kalau kamu menaruh sepatu di tempatnya, nanti kamar kita kelihatan rapi dan wangi.”
Anak lebih mudah meniru daripada mendengar. Jika orang tua hanya menasihati tanpa memberi contoh, nasihat itu kehilangan makna. Jadilah teladan dalam perilaku, sopan santun, dan cara menghadapi masalah.
“Anak akan meniru apa yang mereka lihat, bukan apa yang mereka dengar.”
Baca juga: “AVGN 8-bit: Nostalgia Game NES yang Hidup Lagi“
Memberi nasihat saat anak sedang marah, menangis, atau lelah hanya membuat mereka tidak mau mendengarkan. Tunggu sampai anak tenang dan suasana kondusif agar pesan lebih mudah diterima.
Tips: Cobalah berbicara di waktu santai, seperti sebelum tidur atau saat makan bersama.
Anak butuh pengakuan atas usahanya. Jika mereka berusaha memperbaiki diri, berikan pujian atau pelukan sebagai bentuk dukungan. Hal ini akan memperkuat motivasi mereka untuk terus berbuat baik.
Contoh: “Ibu senang kamu mau berbagi mainan dengan adik. Kamu hebat!”
Menasehati anak bukan soal siapa yang lebih benar, cara tepat tetapi bagaimana membuat anak mau belajar dari kesalahan dengan hati yang terbuka. Gunakan nada lembut, dengarkan, beri contoh, dan pilih waktu yang tepat. Dengan cara ini, nasihat orang tua tidak hanya didengar — tetapi dipahami dan diingat dengan kasih sayang.