Kids Care Indonesia – Kebahagiaan anak seringkali dianggap sebagai hal yang sederhana, sebatas mainan baru, es krim, atau waktu bermain yang lebih lama. Namun, jika kita telaah lebih dalam, kebahagiaan sejati seorang anak justru berakar kuat pada kewarasan emosional dan mental orang dewasa di sekitarnya, terutama orang tua dan pengasuh utama mereka. Bagaimana mungkin anak bisa tumbuh bahagia dan stabil jika orang dewasa yang menjadi panutannya justru dilanda stres, kecemasan, atau pola pikir negatif yang tidak sehat?
Anak-anak tidak terlahir dengan kebencian, kecemasan, atau rasa takut. Dunia merekalah yang perlahan mengajarkan semua itu. Maka jika anak-anak hari ini tumbuh dengan tawa yang jujur, ekspresi yang bebas, dan hati yang tenang — itu adalah bukti bahwa orang dewasa di sekitar mereka masih cukup waras untuk menjaga, membimbing, dan mencintai tanpa syarat.
Tawa anak-anak adalah suara paling murni yang pernah ada. Mereka tidak berpura-pura bahagia demi menyenangkan orang lain. Jika mereka tertawa, itu karena mereka benar-benar merasa aman dan dicintai. Maka saat kita melihat anak-anak di sekitar kita ceria, terbuka, dan penuh imajinasi, itu pertanda dunia yang mereka tempati masih layak disebut “rumah”.
Namun, jika anak-anak mulai murung, mudah marah, menarik diri, atau takut mengungkapkan perasaan, itu adalah alarm. Mungkin bukan mereka yang bermasalah, melainkan dunia dewasa di sekitarnya.
Kesehatan mental orang dewasa berdampak langsung pada perkembangan anak. Orang tua yang lelah secara emosional, guru yang stres berkepanjangan, atau lingkungan yang tidak stabil — semua itu memengaruhi cara anak memahami dunia.
Anak-anak belajar dari sikap, bukan nasihat. Mereka meniru nada suara, mimik wajah, bahkan cara kita menghadapi masalah. Jadi, ketika orang dewasa mampu menjaga kewarasan, anak-anak akan meniru ketenangan itu.
Sering kali kita berpikir kebahagiaan anak datang dari mainan mahal atau sekolah favorit. Padahal, hal paling dibutuhkan anak adalah kehadiran. Mereka butuh mata yang memperhatikan, telinga yang mau mendengar, dan pelukan yang menenangkan.
Orang dewasa yang terlalu sibuk, terlalu egois, atau terlalu penuh luka tak terselesaikan—sering lupa, bahwa anak-anak melihat semua itu. Dan mereka tumbuh dalam bayangannya.
Simak Juga: “RRQ Dibantai 0-3! Apa yang Sebenarnya Terjadi di Backstage?“
Jika kita sebagai orang dewasa benar-benar ingin melihat anak-anak kita bahagia, maka investasi terbaik yang bisa kita lakukan adalah merawat kewarasan emosional dan mental diri sendiri. Ini mungkin berarti mencari bantuan profesional jika kita sedang berjuang dengan masalah kesehatan mental, belajar teknik pengelolaan stres, membangun hubungan yang sehat, atau sekadar meluangkan waktu untuk self-care.
Kebahagiaan anak bukanlah tanggung jawab yang terpisah dari kondisi batin kita. Justru sebaliknya, kebahagiaan mereka adalah cerminan langsung dari seberapa waras dan seimbang diri kita sebagai orang dewasa. Mari kita mulai dengan merawat diri kita sendiri, maka secara alami kita akan menc