Kids Care Indonesia – Menjaga kesehatan anak adalah prioritas utama setiap orang tua. Salah satu cara terbaik untuk memastikan si kecil tumbuh dan berkembang secara optimal adalah melalui pemeriksaan kesehatan anak secara rutin. Pemeriksaan fisik yang teratur (disebut juga well-child visits) bukan hanya tentang mendeteksi penyakit, tetapi juga tentang memantau pertumbuhan, perkembangan, dan memberikan vaksinasi yang diperlukan.
Namun, seberapa sering anak perlu diperiksa? Frekuensi pemeriksaan ini bervariasi sesuai dengan usia anak. Berikut adalah panduan ideal untuk frekuensi pemeriksaan fisik anak berdasarkan rekomendasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan American Academy of Pediatrics (AAP).
Tahun pertama kehidupan adalah periode pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat. Oleh karena itu, pemeriksaan fisik pada masa bayi sangat sering dilakukan.
Pada usia ini, anak mulai lebih aktif dan banyak mengeksplorasi dunia. Pemeriksaan rutin tetap penting untuk memastikan mereka sehat saat mencapai tonggak perkembangan baru.
Anak-anak di usia ini mulai masuk sekolah, dan pemeriksaan kesehatan berfokus pada persiapan fisik dan mental untuk lingkungan belajar.
Masa remaja adalah periode transisi dengan perubahan fisik dan emosional yang signifikan. Pemeriksaan kesehatan pada usia ini juga mulai mencakup topik yang lebih sensitif.
Selain jadwal di atas, segera bawa anak ke dokter jika mereka menunjukkan gejala-gejala berikut:
Baca Juga: “Tim Falcons PH Baru Dibentuk: Gabungkan Juara M5 & M2, Siap Guncang MPL PH!“
Pemeriksaan kesehatan anak secara rutin adalah investasi terbaik untuk masa depan si kecil. Jadwal pemeriksaan yang ideal bukan hanya berfungsi sebagai tindakan kuratif, tetapi juga preventif. Dengan mengikuti panduan ini, orang tua dapat memastikan bahwa setiap tahapan perkembangan anak diawasi dengan cermat oleh tenaga profesional, sehingga anak dapat tumbuh menjadi individu yang sehat, baik secara fisik maupun mental.